Manajemen Keuangan yang Patut Dicontoh, Ala Nabi, Ala Tionghoa dan Ala Jepang - Kekeibo

 


Apa yang ada di dunia ini sudah seharusnya kita manaj sebaik mungkin agar mendapatkan hasil yang baik pula. Begitu juga dengan keuangan, baik keuangan rumah tangga, maupun keuangan pribadi, kalau untuk perusahaan sih gausah ditanya lagi ya, itu sangat wajib adanya manajemen keuangan. 

Kali ini kita akan bahas 3 manajemen keuangan yang patut kita contoh untuk kehidupan kita sehari-hari. 

Namun sebelum membahasnya, alangkah lebih baiknya jika kita tau apa itu manajemen? Intinya manajemen itu adalah cara mengatur, sehingga manajemen keuangan itu artinya cara mengatur keuangan. Singkatnya seperti itu. 

Lalu bagaimana caranya mengatur keuangan? Yuk simak tips ala-ala berikut ini:


Ala Nabi

Berikut adalah manajemen keuangan ala Nabi yang bisa kita terapkan atau kita contoh:


  • Berbisnis
Ini adalah yang paling dianjurkan Nabi. Yang dimaksud berbisnis disini adalah berdagang. Siapa yang tidak tahu kalau Nabi itu adalah pedagang yang sangat terkenal dengan kejujurannya. 

Dengan berdagang, kamu membuka 90% pintu rezeki. Berdagang juga tidak melulu soal produk yang bisa kamu tawarkan, tetapi juga bisa dengan jasa atau keahlian yang kamu punya. 

Yuk, siapa diantara kamu yang mau mulai berdagang? 

  • Bersedekah
Dan yang kedua adalah bersedekah. Seperti yang selalu dilakukan Nabi, bersedekah sebesar 2.5% dari penghasilannya setiap bulan. Sangat kecil ya? Eits, tapi jangan salah, nilai sekecil itu bisa membuat orang lain bahagia. 

Dengan membuat orang lain bahagia, otomatis kita bisa ikut bahagia, kita juga sekaligus bisa mendapatkan kesehatan mental karena bahagia. 

Satu hal lagi yang harus kita ingat kembali adalah sebenarnya setiap penghasilan yang kita dapat ada hak orang lain yang harus kita keluarkan yang nilainya 2.5% dari penghasilan kita. 

Kamu bisa juga mengeluarkan 2.5% tersebut satu tahun sekali biar nilainya cukup besar dan bisa dibagikan ke lebih banyak orang. Namun, jika ditunda dan ditumpuk, malah nanti tidak mau membagikannya karena sayang. 

Satu yang terakhir, apabila kamu tidak pernah mengeluarkan 2.5% dari penghasilanmu, percaya deh suatu hari akan ada kejadian yang membuat kamu harus mengeluarkan penghasilanmu dengan terpaksa. 

Yoayo daripada terpaksa membuat batin tersiksa, lebih baik sukarela yang membuat kamu merasa bahagia. 

  • Mencatat Pengeluaran
Seni mencatat keuangan itu mata kuliah akuntansi ya guys, tetapi sudah ada sejak jamannya Nabi. Segala macam ilmu pengetahuan itu sudah ada sejak dahulu, hanya saja jika kita tidak tahu, itu karena tidak pernah mencari tahu. 

Yes, proses selanjutnya yang harus dilakukan adalah mencatat seluruh pengeluaran. 

  • Tidak Boros
Selanjutnya adalah tidak boros. Artinya, berbelanjalah sesuai keperluan. Jika belanja terlalu berlebihan alias boros, bisa menyebabkan hal yang sia-sia (mubazir). 

Yuk bisa yuk hemat dan bijak dalam menggunakan uang. 

  • Menabung 
Nabi juga mengajarkan kita untuk menabung. Namun, menabung disini bukanlah menumpuk harta untuk sesuatu untuk dipamerkan, untuk membeli barang tidak berguna, dan sebagainya. Menabung disini adalah untuk kebaikan dan tujuan yang jelas, misalnya saja untuk bekal di hari tua atau untuk sekolah anak, dan untuk kebaikan lainnya. 

Ala Tionghoa

Dan manajemen keuangan yang juga bisa kita contoh adalah manajemen keuangan ala tionghoa, check it:


  • Sederhana
Yang paling pertama adalah hidup sederhana. Orang-orang Tionghoa terkenal dengan kesederhanaannya, masa sih? Benar sekali, saya memiliki banyak teman-teman orang tionghoa yang sederhana, yang bahkan ke kantor berbekal makanan dari rumah. 

Memasak di rumah sudah menjadi kebiasaan orang-orang tionghoa. Bahkan orang kaya pun tetap berbelanja ke pasar, baik itu dilakukan sendiri maupun oleh art-nya.

Gaya berpakaiannya juga sederhana dan tidak neko-neko. Riasan wajah pun seperti nyaris tanpa make up, karena memang dasar kulitnya pun sudah tidak memerlukan lagi make up. 

  • Disiplin Menabung
Ini sih sudah pasti ya, menabung menjadi kewajiban orang-orang Tionghoa. Bahkan tabungan yang disisihkan juga tidak sedikit yaitu sekitar 50% dari penghasilannya per bulan. Mungkin ini juga alasan mereka hidup sederhana, karena sebagian penghasilannya selalu ditabung. 

  • Mahal tapi Tahan Lama
Orang-orang tionghoa lebih memilih membeli barang yang mahal tapi tahan lama. Karena hal ini juga merupakan bagian dari investasi masa depan bagi mereka. Sehingga tidak mengapa mengeluarkan uang yang lebih besar untuk barang yang bisa dipakai dalam jangka waktu yang cukup panjang. 

  • Menjauhi Hutang
Dan yang sangat patut dicontoh adalah orang-orang tionghoa tidak suka berhutang, sehingga saat mereka memerlukan sesuatu yang mahal mereka lebih memilih untuk mengeluarkan tabungannya melalui kartu debet dibandingkan harus menggunakan kartu kredit dan memikirkan tagihan ke depannya. 

  • Mental Pebisnis
Ini dia ciri khas orang tionghoa yang selanjutnya yaitu bermental pebisnis. Hampir semua orang-orang tionghoa itu memiliki bisnis, meskipun bisnisnya kecil. Dan jika harus bekerja, mereka, orang-orang tionghoa memilih bekerja di tempat temannya yang juga keturunan tionghoa. Dan hebatnya lagi, meskipun mereka bekerja, mereka tetap memiliki bisnis kecil yang mereka kelola. Rajin banget! 

Yang paling mengesankan adalah bahwa mereka selalu melatih anak-anaknya untuk berbisnis sejak dini, makanya tidak jarang anak-anak mereka dibawa untuk mengetahui pekerjaan orangtuanya. 

  • Pandai Negosiasi
Dan yang terakhir yang kami tahu adalah mereka pandai bernegosiasi. Bagi mereka menawar adalah seni dari suatu jual beli. 

Meskipun harga rendah, mereka tetap menawar, namun mereka juga tau batasannya. Mereka tidak akan menawar hingga penjual merasa dirugikan, mereka jagonya berdagang dan akan selalu tau harga yang seharusnya sesuai untuk barang yang akan mereka beli. 

Ala Jepang atau dikenal dengan Kekeibo

Dan di penghujung artikel ada Jepang yang terkenal dengan Kekeibo-nya, cukup sederhana dan bahkan sangat sederhana, ini dia, check check check:


  • Mencatat
Hal utama dan yang paling utama dari manajemen keuangan adalah selalu mencatat, baik itu pemasukan maupun pengeluaran. 

Pemasukan yang dicatat adalah semua penghasilan termasuk penghasilan utama dan penghasilan tambahan. 

Dan pengeluaran yang dicatat adalah pengeluaran yang akan dikeluarkan untuk satu bulan ke depan, bukan pengeluaran yang sudah dikeluarkan saat ini. 

Harus sedetil mungkin agar hasilnya maksimal. 

  • Pos-pos
Setelah mencatat, seperti pada pelajaran akuntansi, pengeluaran itu dibuat pos-posnya. Maksud pos disini adalah dikategorikan, misal pos untuk kebutuhan makanan, pos untuk kebutuhan sekolah, dan kebutuhan-kebutuhan lainnya yang akan dikeluarkan selama satu bulan ke depan. 

  • Cek Realisasi
Dan yang terakhir adalah mengecek realisasinya. Apakah yang kita catat itu sudah sesuai dengan apa yang kita rencanakan pada pos-pos tersebut?

Jika belum sesuai maka bulan selanjutnya harus diperbaiki lagi dan jika sudah sesuai maka harus dipertahankan dan jika mungkin maka tingkatkan. 


Oke bestie, oke guys, sudah di akhir artikel nih, semoga bermanfaat yaa. 

Membaca adalah jendela dunia, kita menjadi serba tahu ya..

Jangan lupakan blog ini ya, baca artikel-artikel lainnya juga. Terima kasih.. 

Comments

Popular posts from this blog

Mengenal Pegadaian

Pinjaman BRI/Pinjaman KUR BRI Tahun 2022 – Syarat Dokumen

Peran Ekonomi Digital Terhadap Dunia Pendidikan